in , ,

Pesan Mendalam Ust. Abu Bakar Ba’asyir di Khuthbah Wada` 1442 H

Pesan Mendalam di Khuthbah Wada` 1442 H

Salah satu agenda yang bisa jadi sangat ditunggu oleh seluruh peserta khuthbah wada` kali ini adalah taushiyah yang disampaikan oleh Ust. Abu Bakar Ba`asyir.

Usia lanjut dengan rambut yang sudah tidak terlihat lagi warna hitam, tidak menjadikan beliau surut dalam menyampaikan pesan dengan suara lantang.

Beliau mengajak para tamu undangan, wali santri, santri calon alumni untuk merenung bahwa peristiwa ini merupakan muara dari dua karunia besar. Karunia itu adalah:

Karunia bagi wali santri, yaitu kesadaran putra putri untuk menjadi santri Karunia adanya kemauan putra putri itu sendiri untuk menyantri

Perolehan karunia yang besar ini harus mengantarkan jiwa pada rasa syukur. Rasa bersyukur tersebut diejawantahkan dalam:

Giat menitipkan putra/putri ke pesantren begitu pun anak-anak santri juga harus semangat dalam menyantri;

Niat karena Allah swt. me mesantrenkan dan begitu pula menyantrinya, harus dilandaskan semata-mata hanya untuk mencari rida Allah.

Pengejewantahan rasa syukur kedua ini merupakan kunci dari segala hal. Ia merupakan internalisasi dari ketauhidan yang menempatkan Allah di atas segalanya dan menjadi satu-satunya tujuan. Penanaman tauhid ini merupakan salah satu pesan mendalam dari tiga pesan yang beliau wasiatkan kepada para calon alumni angkatan 43 ini.

Pesan lainnya adalah untuk selalu melaksanakan birrul walidain dan menjadi waladun shalih.

Dua pesan terakhir ini merupakan bekal bagi para calon alumni sendiri saat mengarungi kehidupan di luar tembok pesantren.

Birrul wālidain merupakan kunci kebahagiaan seseorang di dunia selain menjadi salah satu kunci surga.

Menjadi waladun shālihun merupakan tujuan akhir setiap anak manusia sehingga dapat memberikan persembahan terbaik bagi orang tuanya saat mereka telah meninggalkan dunia.

Selain pesan-pesan yang telah dipaparkan di atas, secara khusus beliau memberikan kriteria tentang orang yang berilmu.

Menurut beliau orang yang berilmu adalah yang bisa memahami dan membedakan yang haq dan bathil. Hal tersebut merupakan ukuran kebenaran yang merujuk kepada al-Quran dan Sunnah.

Beliau mengharapkan para calon alumni bisa menjadi `ulama’ rabbāniyīn yang mencari ilmu hanya untuk mencari rida Allah swt.

Semangat dan ikhlas, ini pun menjadi pesan mendalam beliau di akhir pesan khuthbah wada` ini. Dua hal tersebut merupakan kunci utama menjalankan kehidupan lalu ikat semua itu dengan penuh kesyukuran bukan dengan kebanggaan. Ikatannya ada dalam iman dan islam, karena ukuran saudara dalam Islam adalah iman. Alumni Al Mukmin diharapkan menjadi pemersatu umat dengan dakwah qulil haqqa.

Solo, 28 Sya`ban 1442 H/11 April 2021

Catatan Ade Kartini, wali santri alumni Al-Mukmin Ngruki angkatan 43

WORKSHOP DIGITAL FUNDRAISING IKAPPIM

PROGRAM KERJA PENGURUS TAHUN 2021